Bagaimana Cara Menghasilkan Buah Partenokarpi Dengan Bantuan Hormon

Bagaimana Cara Menghasilkan Buah Partenokarpi Dengan Bantuan Hormon.

Pendahuluan

Biji zakar yaitu penggalan yang penting berpunca pokok kayu karena organ ini merupakan tempat yang sesuai bagi perkembangan, perlindungan, dan penyiaran nilai.



Pada biji kemaluan biasa, pembentukan biji pelir dimulai dengan adanya proses persarian (polinasi) majikan putik oleh tepung sari secara sendiri atau oleh bantuan angin, serangga penyerbuk, dan basyar. Selanjutnya polen berkecambah dan membuat bumbung polen untuk mencapai bagi biji. Peristiwa bertemunya polen (tangsi jantan) dengan bakal poin (hotel prodeo telur) di dalam bakal biji pelir  disebut pembuahan (fertilisasi). Kemudian bakal biji zakar akan membengkak dan berkembang menjadi buah bersamaan dengan pembentukan poin. Akhirnya akan dihasilkan buah yang ki berjebah (berbiji). Sejumlah jenis tanaman mempunyai kemampuan bikin mewujudkan buah tanpa melalui proses polinasi dan fertilisasi. Buah yang terasuh tanpa melewati polinasi dan fertilisasi ini disebut buah partenokarpi. Dan galibnya buah partenokarpi ini tanpa biji karena sonder melintasi fertilisasi. Partenokarpi ini tekor menguntungkan lakukan program produksi sperma/biji, tetapi lebih bermanfaat bakal pertambahan kualitas dan produktivitas biji kemaluan, khususnya pada jenis tanaman komersial (hortikultura). Sebagai transendental, sreg terung partenokarpi boleh meningkatkan kualitas buah, sedangkan pada
Actinidia
dapat meningkatkan kapasitas buah dan tak membutuhkan bantuan insek penyerbuk. Partenokarpi boleh terjadi secara alami (genetik) ataupun buatan (induksi). Partenokarpi alami ada dua tipe, ialah obligator apabila terjadinya minus faktor/supremsi luar dan fakultatif apabila terjadinya karena terserah faktor/pengaruh berusul luar/ lingkungan yang tak sesuai kerjakan polinasi dan fertilisasi, misalnya guru terlalu tinggi ataupun sedikit. Sedangkan partenokarpi buatan bisa diinduksi menerobos aplikasi zat pengatur tumbuh (fitohormon) pada kuncup bunga atau melalui polinasi dengan polen inkompatibel alias dapat diserbuki dengan polen yang sudah lalu diradiasi sinar X. Apalagi, kini dengan adanya kesuksesan teknologi dibidang biologi molekuler partenokarpi dapat diinduksi secara endogen melalui teknik perkomplotan genetika, ialah dengan mandu menyisipkan gen partenokarpi (pengkode IAA/giberelin) ke dalam genom tumbuhan target melalui proses alterasi genetik. Tanaman transgenik yang sudah lalu mengandung gen partenokarpi akan merumuskan senyawa auksin pada plasenta dan
ovule
atau giberelin pada polen sebelum polinasi.

Partenokarpi Alami

Partenokarpi dapat terjadi secara
alami (genetik) pada beberapa
jenis tanaman saja (adv minim), misalnya
pada pisang (triploid),
tomat, dan manggis. Partenokarpi
dapat dibedakan menjadi dua tipe,
adalah obligator dan fakultatif.
Partenokarpi disebut obligator
apabila terjadi secara alami
(genetik) tanpa adanya pengaruh
berusul luar. Kejadian ini boleh terjadi
karena pohon tersebut secara
genetik mempunyai gen penyebab
partenokarpi, misalnya sreg pokok kayu mauz nan rata-rata triploid. Tanaman triploid ini memiliki mekanisme penghambatan kronologi angka atau embrio sejak tadinya, sehingga buah yang terbentuk tanpa biji. Sedangkan partenokarpi fakultatif apabila terjadinya karena suka-suka faktor/kontrol dari luar, misalnya pada tanaman tomat bisa terjadi pembentukan buah partenokarpi pada suhu dingin ataupun suhu panas.

Partenokarpi Buatan

Permohonan Zat Pengatur Bertaruk

Lega semula abad ke-19 telah diketahui
bahwa polinasi tanpa
fertilisasi dapat merangsang
pembentukan biji pelir.
Kemudian, ekstrak polen diketahui
pula dapat menginduksi
pembentukan dan urut-urutan
biji pelir. Berikutnya
diketahui pula bahwa auksin dapat
menggantikan polinasi dan
fertilisasi pada proses
pembentukan dan jalan
buah plong beberapa spesies
tumbuhan.
Percobaan pada tanaman
strawbery, di mana bikin poin yang
sudah lalu dibuahi dapat dihilangkan
tanpa merusak bagian reseptakel
ternyata biji pelir tegar merecup
dan berkembang sehabis biji kemaluan dibuahi
tersebut diganti dengan olesan
campuran lanolin yang berisi auksin. Peranakan
dan sintesis auksin lega bakal biji
Buah yang dibuahi berlangsung hingga 17
perian sesudah penyerbukan. Hal ini
membuktikan bahwa auksin dibutuhkan
selama perkembangan
buah. Zat pengatur tumbuh (ZPT)
lain, sebagaimana giberelin dan sitokinin
juga mujarab dapat menggantikan
peran biji dalam kronologi
buah.
Belaka, buat daya guna partenokarpi
perlu sangkut-paut atau pengulangan
permintaan ZPT tersebut.
Zat pengatur tumbuh berkarisma
langsung maupun tidak simultan
terhadap nafkah auksin
(IAA) endogen kerumahtanggaan bakal buah
(ovary), baik setelah polinasi dan
fertilisasi ataupun sesudah petisi
ZPT bermula luar. Kadar auksin selama
jalan bakal biji zakar berbeda-beda
bagi setiap pokok kayu, tetapi
galibnya meningkat lega momen 20
hari pasca- pembungaan
baik puas rente yang diserbuki
atau yang disemprot auksi. Peningkatan garis hidup IAA
lega kerjakan buah akan erotis
pertumbuhan dan urut-urutan
biji pelir pada fase tadinya pembungaan. Mekanisme
inilah yang mengilhami para ahli
bioteknologi perkebunan dalam pembentukan
buah partenokarpi melewati
rekayasa genetika.

Rekayasa Genetika

Secara tradisional, deifikasi pokok kayu, dan persekongkolan genetika sebenarnya telah dilakukan maka itu para pekebun melewati proses penyilangan dan pembaruan tanaman. Misalnya melalui tahap penyilangan dan pemilihan tumbuhan dengan tujuan tanaman tersebut menjadi bertambah besar, kuat, dan lebih tahan terhadap penyakit. Selama puluhan bahkan ratusan hari nan suntuk, para penanam dan para pemulia tanaman telah bertelur memuliakan tanaman padi, jagung, dan tebu, sehingga tanaman-tumbuhan tersebut n kepunyaan siasat hasil tinggi dan memiliki kualitas panen yang kian baik.

Proses pemindahan gen pada pemuliaan tradisional dilakukan melintasi proses penyerbukan dengan pertalian angin maupun bantuan serangga penyerbuk. Proses penyerbukan ini sering siapa mengikutsertakan pertolongan makhluk, misalnya melalui pembuahan dengan cara memindahkan tepung sari pokok kayu yang satu ke ujung putik pohon lainnya.

Secara tradisional, pengultusan pohon, dan persekongkolan genetika sepatutnya ada sudah lalu dilakukan maka dari itu para petani melalui proses penyilangan dan perbaikan tumbuhan. Misalnya melalui tahap penyilangan dan penyaringan tanaman dengan tujuan tanaman tersebut menjadi kian besar, kuat, dan lebih tahan terhadap penyakit. Selama puluhan malah ratusan perian yang lampau, para orang tani dan para pemulia tanaman telah bertelur memuliakan tanaman pari, jagung, dan tebu, sehingga tanaman-tanaman tersebut n kepunyaan daya hasil tinggi dan mempunyai kualitas panen yang lebih baik.

Proses evakuasi gen puas pemuliaan tradisional dilakukan melampaui proses penyerbukan dengan perantaraan angin maupun bantuan insek penyerbuk. Proses pembenihan ini berulangulang melibatkan pertolongan turunan, misalnya menerobos penyerbukan dengan cara ki memengaruhi abuk sari tanaman nan satu ke ujung pentil tanaman lainnya. Mandu rekayasa genetika sama dengan pendewaan tumbuhan, yaitu memperbaiki kebiasaan-adat tumbuhan dengan menambahkan kebiasaan-aturan toleransi terhadap cekaman mahluk hidup pengganggu maupun cekaman lingkungan nan kurang menguntungkan serta memperbaiki kualitas vitamin rezeki. Rekayasa genetika merupakan kelanjutan dari pemuliaan secara tradisional. Dalam kebaikan paling luas yaitu penerapan genetika untuk kelebihan turunan akan tetapi masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang bertambah sempit, yaitu penerapan teknik-teknik genetika molekuler untuk menyangkal susunan genetik privat kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.

Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai pecah kuman, fungi, dabat tingkat kurang, hewan tingkat pangkat, hingga tumbuh-pohon. Bidang kedokteran dan farmasi paling kecil banyak berinvestasi di rataan yang relatif baru ini. Sementara itu meres lain, sebagaimana ilmu pangan, kedokteran dabat, pertanaman (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk meluaskan bidang saban. Tak sama dengan halnya pemuliaan pokok kayu secara tradisional yang menggabungkan seluruh komponen materi genetika dari dua pohon nan disilangkan, persekongkolan genetika memungkinkan pemindahan satu atau beberapa gen yang dikehendaki dari satu tumbuhan ke tanaman lain.

Keunggulan rekayasa genetika adalah mampu memindahkan materi genetika dari sumber yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan terkontrol dalam waktu yang kian ringkas. Menerobos proses persekongkolan genetika ini, sudah berhasil dikembangkan tumbuhan yang tahan terhadap organisme pengganggu begitu juga insek, penyakit dan gulma nan sangat merugikan tanaman.

Manipulasi Kromosom

Partenokarpi dapat pula diinduksi secara genetik, ialah melalui kecurangan jumlah ploidi (kromosom) plong tanaman. Hal ini dapat ditempuh dengan persilangan biasa, misalnya antara tanaman semangka dikotil (bak emak berani/penyerbuk) dengan pokok kayu tetraploid (sebagai emak betina) menghasilkan hibrid (F1) triploid yang ternyata boleh menghasilkan biji zakar partenokarpi tanpa biji. Puas tanaman triploid ini bakal nilai (ovule) terhambat sejak awal perkembangannya, sehingga janin tidak berkembang. Alhasil tanaman sahaja menghasilkan buah tanpa skor dengan integumen nan rudimenter (bukan berkem    bang).

Baca :   Cara Merawat Tanaman Krisan

Pembentukan biji kemaluan partenokarpi melewati teknik DNA rekombinan bisa ditempuh melalui dua pendekatan, yaitu menghambat perkembangan bakal manusia/angka tanpa mempengaruhi pertumbuhan buah dan  ekspresi fitohormon pada adegan
ovary/ovule
bikin mengerapkan perkembangan biji pelir partenokarpi. Pendirian pendekatan mula-mula ditempuh melampaui penggunaan gen nan berperangai merusak sel (cytotoxic). Gen ini akan menghasilkan senyawa toksik terhadap terungku-rumah pasung bakal anak/angka, sehingga akan membantut bahkan destruktif perkembangan bakal anak/biji. Pertumbuhan buah tetap berlantas, tetapi tidak menghasilkan poin. Sebagai sempurna, eksploitasi gen
barnase
yang diisolasi berbunga mikroba
Bacillus
amyloliquefaciens
atau kombinasi gen sitotoksik, misalnya gen
iaaM
dan
iaaH
bermula bakteri yang menyusun campuran toksik kadar tinggi terhadap hotel prodeo-tangsi embrio/biji. Kombinasi ekspresi dua gen ini akan merubah triptofan menjadi IAA melalui senyawa
indoleacetamide. Kadar IAA tinggi ini akan bersifat toksik terhadap lembaga pemasyarakatan-bui biji maupun fetus tumbuhan. Grossniklaus dan  menggunakan gen regulator nan dapat mengekspresikan senyawa toksik yang mempengaruhi perkembangan embrio atau endosperm. Gen
barnase
akan menghasilkan enzim ribonuklease pada penggalan biji di bawah kontrol promoter spesifik babak kulit skor. Partenokarpi melalui pengekspresian senyawa fitohormon IAA atau analognya puas episode bakal buah (ovary) terlihat kian efektif. Tuntutan fitohormon sejenis auksin / giberelin dapat menggantikan peran kredit dalam merangsang pembentukan dan perkembangan buah. Tomes
et al
telah berbuntut menginduksi biji kemaluan partenokarpi melalui penggunaan gen pengkode giberelin, yaitu
giberellin 20-oxidase
yang diekspresikan lega episode polen (duli sari) sebelum polinasi (dibawah supremsi promoter spesifik bagian polen). Biji zakar partenokarpi bisa terpelajar sebelum perabukan (anthesis). Gen pengkode auksin, giberelin atau sitokinin (iaaM,
iaaH
atau
ipt) dari
Agrobacterium tumefaciens
di radiks kekuasaan sequen regulator spesifik adegan
ovary. Gen
iaaM
mengkode sintesis
triptofan 2-monooxigenase
yang akan merubah triptofan menjadi
indoleaceta-mide
(IAM), lalu menjadi
indole acetic acid
(IAA) dan amonia menggunakan promoter GH3 berpokok polong atau AGL5 (Agamous-like 5) berasal
Arabidopsis
 atau PLE36 dari tembakau. GH3 yakni promo-belangkin
inducible
auksin di bagian
ovary, AGL5 spesifik pada urut-urutan karpela  dan PLE 36 singularis bagi
ovary.
Rotino
et al. telah berhasil memperalat promoter bagian regulator
defh9
(deficiens homologue
9) dari
Antirrhinum majus
untuk mengekspresikan gen
iaaM
(pengkode IAA) terbit
Pseudomonas
syringae
pv
savastanoi
sreg babak saudara dan untuk biji. Gen kimerik
defh9-iaaM
ini sudah berhasil menginduksi buah partenokarpi pada sejumlah tumbuhan berpokok famili
Solanaceae
seperti terung, tembakau, dan tomat. Pohon hibrid (F1) terung yang mengandung gen
defh9-iaaM
menunjukkan peningkatan produksi sreg musim dingin. Demikian juga terjadi pada tomat transgenik nan ditanam pa-da kondisi atau kilap nan kurang menguntungkan bagi kronologi polen.  Bahkan waktu ini, di Italia semenjana dilakukan pengujian lapang lakukan pokok kayu transgenik melon, strawbery, dan berpangku tangan. Sehingga gen partenokarpi
defh9-iaaM
mutakadim bertelur dicoba plong empat famili, yaitu
Solanaceae, Cucurbitaceae,
Rosaceae,
dan
Cruciferae.
Dari semua tumbuhan transgenik partenokarpi tersebut ditemukan suratan ekspresi auksin yang lewat minus pada
mRNA yang diekstrak semenjak kuncup bunga.

Faktor terdepan di privat pembuatan buah partenokarpi melalui rekayasa genetika, adalah terletak puas pemakaian fragmen regulator (regulator region) dalam konstruksi gen kimera. Bagian regulator merupakan informasi genetik yang sangat penting intern mengontrol ekspresi gen
interest
baik secara
temporal
ataupun
spatial. Dua parameter ini silam penting dalam memperoleh partenokarpi dan meyakinkan ekspresi yang optimal berpokok gen partenokarpi tanpa menghalangi pertumbuhan vegetatif (buah) puas pokok kayu transgeniknya. Dengan demikian, semua gen regulator yang digunakan diarahkan ekspresi-nya ke fragmen
ovary
dan bagianbagiannya. Sebagai eksemplar gen kimera
defh9-iaaM,  fragmen regulator
defh9
(promoter) boleh mengontrol ekspresi gen
iaaM
(pengkode IAA) namun pada fragmen ari-ari,
ovule,
dan putaran
ovule. Ekspresi IAA sreg adegan
ovule
di-tujukan untuk menggantikan peran nilai dalam membangatkan pertumbuhan biji pelir, sedangkan ekspresi IAA pada bagian tali pusar buat kredibel bahwa partenokarpi terjadi sebelum polinasi (anthesis). Situasi ini dimaksudkan buat membandingkan dengan biji kemaluan hasil pembenihan resmi ataupun aplikasi ZPT. Buah partenokarpi tanpa biji bisa terbentuk pada anak uang tomat dan terung yang dimaskulasi atau dikastrasi (dihilangkan adegan sutra sarinya) lebih lagi dahulu. Padahal ekspresi IAA pada babak jaringan
ovule
dimaksudkan cak bagi menjaga kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan buah hingga dewasa. Ekspresi IAA yang sangat abnormal diperlukan untuk memperoleh jalan buah partenokarpi secara halal, karena apabila ekspresi terlalu jenjang bisa menyebabkan pertumbuhan yang abnormal (malformation), terutama pada jenis tanaman yang sensitif terhadap auksin.

Manipulasi jumlah ploidi ( kromosom )  telah dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman begitu juga gandum (hexaploid 2n=6x), kentang (tetraploid 2n=4x), pisang (triploid 2n=3x; tetraploid 2n=4x), jambu nilai seedless (triploid 2n=3x), mangga (tetraploid 2n=4x), dan mendikai seedless (2n=3x). Tanaman poliploid, terutama triploid pada umumnya memiliki ukuran vegetatif atau generatif yang lebih segara, misalnya bunga Petunia axillaris, buah apel, pir, jeruk, dan anggur, hasil kusen Populus tremuloides (Johri et al. 1980), umbi ubi belanda dan radis, buah dan patera pisang. Tanaman garut diploid (2n=48) kemungkinan osean dapat ditingkatkan ukuran umbi ataupun kandungan tepungnya dengan meningkatkan ploidi kromosomnya menjadi triploid (2n=72), tetraploid (2n=96) ataupun hexaploid (2n=144), seperti pada umbi tanaman yacon yang octoploid (2n=58) menjadi hexadecaploid (2n=116) dengan menggunakan Oryzalin hingga kandungan sakarida meningkat sekitar 2 x lebih tangga. Manipulasi ploidi kromosom dapat dilakukan dengan menunggangi sintesis kimia Oryzalin (3,5-dinitro-N4, N4-dipropylsulfanilamide) satu herbisida eklektik pre emergence untuk mengendalikan gulma suket dan berdaun lebar, yang menghalangi pembentukan benang spindle pada periode mitosis hingga sel-pengasingan plonco yang terasuh jumlah kromosomnya menggelepur. Oryzalin lebih efektif sebagai agen untuk menggandakan kromosom dibanding amiprophos- methyl (APM) atau colchicine. Perlakuan Oryzalin telah dipakai untuk mendapatkan tanaman tetraploid pada kentang, pisang, Rhododendron, Miscanthus sinensis, Alocasia, ros, bawang biram, Spathiphyllum wallisii, japanese quince, Ranunculus, yacon, jeruk.

Beberapa Contoh Pembentukan Biji pelir Partenokarpi

1. Pembentukan buah partenokarpi pada Cabai (Capsicum annum, L)

      Pokok kayu partenokarpi (biji kemaluan tanpa biji) mempunyai angka komersial yang tebih, sebab buah umumnya berukuran bertambah ki akbar dan dapat menyebabkan tulang beragangan buah yang makin bagus. Teknik ini dapat meningkatkan kapasitas satu tanaman, termasuk cabai yang kebutuhannya semakin meningkat padahal hasilnya masih tergolong invalid. Salah satu cara memperoleh tanaman partenikarpi buatan adalah dengan cara pemberian hormon. Masalah yang diteliti adalah apakah hormon gibberellin boleh menginduksi tanaman cabai menjadi bertelur partenikarpi dan berapakah pemusatan efektifnya? Asumsi nan melandasi penelitian ini yakni gibberellin boleh mempengaruhi aturan genetik termasuk pembentukan buah menjadi bersifat partenokarpi, sehingga dengan kasih gibberellin konsentrasi tertentu bisa menginduksi buah merica menjadi berkepribadian partenokarpi. Pengkajian ini bertujuan bagi mengarifi pengaruh pemberian gibberellin terhadap pembentukan biji kemaluan partenokarpi plong cabai dan mengetahui konsentrasi efektif nan harus diberikan. Manfaat berpangkal penelitian ini ialah bisa meningkatkan nilai komoditas buah cabai serta meningkatkan ketenteraman umum sreg rata-rata. Penekanan ini dilakukan di Rumah Kaca Makmal Biologi Reproduksi FMIPA-UNAIR dan Kelurahan Menur Pumpungan. Sampel investigasi adalah tumbuhan Cabai yang diberi perlakuan penyemprotan gibberellin dengan sentralisasi 0; 10; 20; 30; 40; 50; 100; dan 200 ppm. Penelitian ini menggunakan disain Rangka Acak Lengkap. Data nan diperoleh adalah jumlah anak uang cabai nan gugur, jumlah dan berat (gr) total buah Cabai yang dihasilkan serta besaran Cabai yang bersifat partenokarpi semenjak besaran produksi biji zakar Cabai pada setiap perlakuan. Amatan perangkaan yang dipergunakan kerjakan mengetahui perbedaan rata antar kerubungan perlakuan merupakan uji F dengan taraf a = 0,05. Kalau dalam uji F terdapat perbedaan yang bermakna, maka dilakukan uji lanjutan adalah BNT (Beda Nyata Terkecil) puas taraf a = 0,05. Hasil penggalian ini menunjukkan bahwa penyemprotan Gibberellin (GA3) puas kisaran konsentrasi 0 – 200 ppm belum dapat mengakibatkan terbentuknya buah cabai nan bersifat partenokarpi. Namun penyemprotan gibberellin dapat mengedrop besaran rente gugur dan meningkatkan jumlah serta pelik total sahang yang dihasilkan. Hasil terbaik didapatkan pada tanaman perlakuan yang disemprot giberellin dengan konsentrasi 100 ppm.

Baca :   Cara Membuat Bisnis Model Canvas Di Word

 2. Pembentukan biji pelir partenokarpi pada Kurma

       Berita tamar berdampak di Indonesia sampai ke telinga para pakar biji kemaluan. Luar biasa, kejadian itu terlampau sulit, kata Drs Hendro Soenarjono, lulusan peneliti di Kebun Percobaan Cipaku, Bogor. Pendapat itu diamini Dr Reza Tirtawinata MS, direktur Yojana Wisata Mekarsari, Cileungsi, Bogor. Bila nan berbuah Phoenix dactylifera itu sangat istimewa. Tamar nan majuh berbuah di Indonesia adalah tamar hias Phoenix roebelenii, tuturnya. Jenis itu bukan rangkaian dikonsumsi, sementara nan ada di kediaman Adi Warsito daging bua h tebal karena biji kemaluan tak berbiji.

         Menurut Reza, tamar berbuah di distrik tropis bersifat kasuistis. Artinya, contoh itu bukan bisa dijadikan patokan bahwa kurma produktif bertelur di Indonesia. Lebih lagi untuk ditanam skala komersial. Iklim negeri kita tak membantu pohon kurma berdampak,ujarnya. Kurma membutuhkan kekeringan ekstrim nan merangsang pembuahan. Reza mengasa, letak pohon di antara jalan raya dan bangunan menyebabkan kewedanan perakaran terisolasi bersumber air. Maka secara mikro kondisi lingkungan kering, seperti habitat ikhlas kurma. Makanya karena itu, Reza hanya menyarankan penanaman kurma sebatas tanaman hias. Jikalau berujud untuk menikmati buahnya boleh pengecut, ucap doktor pecah Sekolah tinggi Persawahan Bogor itu.

Itu berbeda dengan pendapat Greg Hambali, pakar botani di Bogor. Fenomena di kediaman Adi Warsito kian mengukuhkan Phoenix dactylifera dapat berdampak di Bumi Pertiwi. Saya pernah mencicipi kurma dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, ujarnya. Hanya tetapi perlu ditelusuri lebih jauh. Lazimnya tamar yang berbuah di tanahair berukuran kecil, minimum sebesar ujung ibu ujung tangan turunan dewasa dan tidak berbiji. Sementara di Israel, Trubus menyaksikan kurma cegak berukuran hampir setimbang dengan telur ayam kampung.

Menurut Greg, kurma sonder poin itu enggak hasil perkawinan anakan nyali dan betina. Buah berasal dari pohon partenokarpi. Artinya, tumbuhan bakir takhlik biji pelir tanpa terserah pembuahan nekat pada betina. Sejumlah pohon kurma memang berperangai seperti itu, tergantung genetik bunga betina, introduksi bekas University of Birmingham itu.

         Secara alami kurma tergolong tanaman berumah dua. Pohon hanya menghasilkan 1 macam anak uang: jantan maupun lebah ratulebah. Penyerbukan alami terjadi bila terdapat pohon gagah dan betina di lokasi berdekatan. Menurut Greg, kurma sulit bertelur di Indonesia justru karena penanaman-bak tanaman rias-umumnya spesial. Alhasil, tak terjadi penyerbukan bunga berani sreg betina.

       Lantaran itulah Greg optimistis pada penanaman berkelompok kebolehjadian kurma berdampak jauh lebih besar. Namun, membutuhkan penajaman suporter. Lalu di Kalifornia tamar juga tidak berbuah, tapi lihat sekarang. Kalifornia bintang sartan riuk satu pelaksana kurma, sebut kolektor berbagai pohon biji pelir itu.

    Penelusuran Trubus membenarkan pernyataan Greg. Kurma yang diimpor Indonesia galibnya dari Kalifornia. Negara bagian Amerika Serikat beriklim tropis itu memiara kurma secara komersial sejak 1969. Sementara itu, sebatas 1800-an, pohon-tanaman kurma di Kalifornia lain pernah berbuah. Eksplorasi dari Institut California pada 1905 merekomendasikan pembenihan dengan kerawai. Karenanya, tanaman menjadi lebih produktif.

   Thailand mengamalkan eksplorasi serupa. Para pakar di negeri Gajah Ceria mencoba mendudukkan bunga betina kurma dengan anak uang bagak berbunga keluarga palem lain. Sebut saja dengan kurma hias Phoenix roebelenii.

        Bila pengkajian di tanahair benar bepergian, banyak hobiis bersukacita. Kompilasi kurma yang biasanya untuk tanaman hias boleh berbuah. Sebut saja Darwis Siagim, hobiis buah-buahan di Pondokbambu, Jakarta Timur, yang mengoleksi belasan pohon kurma. Keluaran manajer di Pertamina itu berharap, suatu saat kelak, beliau dan anak cucu dapat menikmati kurma bersumber halaman rumah.

3. Pembentukan buah partenokarpi pada Jambu Angka (Lambo guava)

     Jambu biji adalah salah suatu pohon biji zakar keberagaman perdu, dalam bahasa Inggris disebut Lambo guava. Tanaman ini berasal berpunca Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga kini telah dibudidayakan dan menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Jambu biji pelalah disebut kembali jambu klutuk, jambu siki, alias jambu rayuan. Jambu tersebut kemudian dilakukan persila ngan melewati stek atau okulasi dengan variasi yang lain, sehingga kesannya mendapatkan hasil nan makin lautan dengan hal ponten yang lebih kurang justru tidak berbiji yang diberi label jambu Bangkok karena proses terjadinya dari Bangkok.

        Dari bilang jenis jambu biji, terletak beberapa macam jambu biji yang digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomisnya nan nisbi lebih tinggi merupakan:  Jambu sukun (jambu tanpa biji yang tumbuh secara partenokarpi dan bila tumbuh dempang dengan jambu biji akan cenderung berbiji kembali).

4. Pembentukan buah partenokarpi pada Pohon Sukun

       Pokok kayu sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu berurat agresif. Semua bagian tumbuhan bergetah lumer. Daun dan kunarpa Daunnya tumpul pisau sekali, bercanggap menjari, dan berbulu bernafsu. Batangnya raksasa, agak kepala dingin, dan bergetah banyak. Cabangnya banyak, pertumbuhannya cenderung ke atas. Anak uang Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), semata-mata berumah satu. Bunganya keluar berbunga ketiak daun plong ujung cagak dan ranting. Bun ga jantan berbentuk tongkat panjang nan disebut ontel. Rente betina berbentuk melingkar bertangkai singkat (babal) seperti pada nangka. Bunga betina yaitu rente bervariasi sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan alumnus bakal buah dari bunga sinkarpik. Puas biji kemaluan keluwih, tonjolan pada kulit buah yakni duri yang panjang hati. Penyerbukan bunga dibantu oleh angin, sementara itu insek yang sering berkunjung terbatas dolan kerumahtanggaan penyerbukan bunga. Pada buah sukun, walaupun terjadi penyerbukan, pembuahannya mengalami kekecewaan sehingga biji pelir yang terpelajar tidak berbiji. Pada keluwih (Artocarpus communis) kedua proses boleh berlangsung konvensional sehingga buah yang terjaga berbiji normal dan jangat buah berduri lunak sekali. Duri buah keluwih merupakan mantan kayu cangkul putik anakan majemuk sinkarpik. Biji pelir Buah sukun mirip dengan biji pelir keluwih (kulur). Perbedaannya merupakan duri buah sukun tumpul, malar-malar hampir tidak terlihat sreg satah buahnya. Selain itu, biji kemaluan sukun enggak berbiji (partenokarpi). Akar Tumbuhan sukun mempunyai akar tunggang nan kerumahtanggaan dan akar samping tohor. Akar samping dapat bertunas tunas yang cerbak digunakan bikin konsentrat.

 5. Pembentukan biji kemaluan partenokarpi pada Tanaman Buah Solok

        Dr. I. Djatnika, ketua Balairung Penelitian Tanaman Buah Solok, menjelaskan sepatu amora tidak memiliki bunga jantan dan dalaman seperti lazimnya mauz lain. Namun, buah ki ajek muncul karena ia termasuk partenokarpi, yaitu macam tanaman yang mampu takhlik buah tanpa memerlukan pembuahan bunga bagak terhadap bunga betina. Pisang tanpa bunga nekat dan jantung sangat tunggal. Beliau akan terbebas berpokok penyakit utama pisang se perti layu mikroba dan penyakit darah nan ditularkan serangga peziarah bunga. Layu bakteri disebabkan Ralstonia (Pseudomonas) solanacearum. Kamu menjadi kendala produksi di daya-pusat pertanaman mauz di bumi, termasuk Indonesia. Bakteri tidak, bacterial blood disease ataupun BBD disebut penyakit pembawaan. Gejala kedua penyakit itu selaras, yaitu terjadi kelayuan tanaman yang cepat. Jika mencacat tanaman bertelur, gejalanya laten. Jantung pisang berusul asing tampak mulus, sahaja ketika dikupas isinya hitam dan bukan boleh dimakan. Sekiranya buah yang terserang dikocok-kocok, terdengar seperti terserah godaan di dalamnya. Menurut sejumlah petambak di Sumatera Barat, pisang berpenyakit menyebabkan keracunan jika dimakan sato sebagaimana sapi alias kambing.

Baca :   Nilai Nilai Hikayat Bunga Kemuning

         Pada pisang nan memiliki bunga jantan dan jantung, kedua penyakit itu dicegah dengan memberongsong alias mencelah buah pisang. Kaidah itu direkomendasikan beberapa tukang di dalam ataupun luar negeri. Akan tetapi, kedua teknik itu cacat diminati masyarakat.

Di Sumatera Barat, mauz yang diberongsong tidak disukai konsumen karena tidak ada bercak-noda atau mulus. Pisang berkulit mulus dianggap bukan pisang legit. Pemotongan jantung mauz sekali lagi memanen kelainan. Pekebun kerap memperalat pisau bagi memotong dalaman pisang gempa bumi pada pisang fit. Maksud lever mematahkan bidasan layu bakteri, segala sosi malah menyebarkan penyakit dengan sengaja.

        Pisang sepatu amora punya sistem kubu alami karena enggak punya dalaman. Pengamatan penyalin di daerah endemis penyakit layu mikroba, sepatu amora umumnya bertahan hidup. Biji zakar nan dihasilkan konvensional dan sehat. Sepatu amora yang minus anakan jantan dan jantung luput dari kunjungan serangga nan ikut menyebarkan penyakit.

Pada persuaan perpisangan untuk daerah Asia Pasifik di Filipina sreg 2002, penulis menginformasikan prospek sepatu amora sebagai pilihan pengembangan variasi pisang menggalas di distrik endemik hawar layu patogen. Kenyataan itu taajul direspons peneliti pisang di dunia. Mujarab informasi itu kembali terungkap plong perjumpaan Penyakit Layu Fusarium Pisang di Brasil plong 2003. Disebutkan sepatu amora layak ditanam untuk mengantisipasi serangan penyakit layu pisang di dunia.

PANDANGAN ISLAM TERHADAP  REKAYASA GENETIKA

Selam, menganjurkan kita bagi cerbak menunggangi akal internal memahami agama. Islam adalah agama nan meluhurkan akal, Islam menghimbau kepada seluruh manusia bagi memafhumi dengan bermartabat akan ketunggalan Allah, dan semua itu belaka bisa dibangkitkan dengan menunggangi potensi akal geladak sebaik bisa jadi. Karena kesadaran yang moralistis hanya tercipta jikalau manusia menggunakan akal bulus tersebut bakal berfikir dengan cara yang benar.

Dengan akal tersebut manusia dapat meneliti dan memahami bagaimana hakikat terbit alam yang sudah diciptakan makanya Yang mahakuasa Swt.

(إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ اْلأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ َلآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ) البقرة : 164

Artinya : “Selayaknya dalam penciptaan langit dan dunia, ganti bergantinya malam dan siang, berlepas yang berlayar di laut membawa barang apa yang berguna bagi manusia, dan barang apa yang Allah turunkan berpunca langit kasatmata air, dulu dengan air itu Beliau hidupkan marcapada sesudah mati (kering)-nya dan Anda sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan peledak yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) isyarat (keesaan dan kebesaran Sang pencipta) bagi kabilah yang memikirkan” .

Internal hadits yang
perbuatan baik
pun dinyatakan bahwa Rasulullah Saw menganjurkan kita untuk menuntut hobatan sampai-sampai sebatas ke negeri Cina sekalipun.

Dan Allah juga menganjurkan kita untuk terus mengaji dan mempelajari barang apa nan di temukan oleh manusia.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5) –العلق-

Dari semua itu, selain sparing dan memahami satu ilmu, islam pun lewat menekankan sreg implikasi bermula ilmu tersebut, karena mantra tersebut ada bakal melampiaskan dan meningkatkan kulaitas sukma sosok itu sendiri.

Secara ontologi, keberadaan aji-aji dan agama saling bergantung sekufu lain. Secara epistemologis, hubungan ilmu dan agama saling melengkapi satu sama tak. Provisional secara aksiologis seluruh nilai kesahihan, kebaikan, keindahan dan keilahian saling mengkualifikasi satu dengan yang lain. Maka, peran agama privat teknologi rekayasa genetika ini menjadi “pengendali” ataupun penuntun ilmu yang berbasis akal agar enggak menyalahi rasam-aturan sebagai basyar itu sendiri. Lakukan mewujudkan semua itu, agama harus ikut berkembang seiring berkembangnya teknologi dan aji-aji apapun.

Dalam taktik ushul fiqh Syatibi sekali lagi dinyatakan bahwa yang bersifat dharuri (penting) ada lima, yaitu memiara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Oleh karena itu, buat menuntun teknologi persekongkolan genetika tersebut harus bisa menunaikan janji tuntutan kepentingan kepentingan yang cak semau, dan sepanjang teknologi tersebut menepati syarat keistimewaan dalam islam, maka teknologi tersebut dibenarkan.

Kesimpulan

Buah merupakan penggalan yang penting dari tumbuhan karena organ ini adalah gelanggang yang sesuai untuk perkembangan, perlindungan, dan penyebaran ponten. Pada buah formal, pembentukan biji zakar dimulai dengan adanya proses persarian (polinasi) stigma makanya serbuk sari secara sendiri maupun oleh uluran tangan kilangangin kincir, serangga penyerbuk, dan turunan.

Beberapa jenis pokok kayu punya kemampuan untuk mewujudkan buah tanpa melewati proses polinasi dan fertilisasi. Buah nan terbentuk tanpa melalui polinasi dan fertilisasi ini disebut buah partenokarpi.

Partenokarpi dapat terjadi secara alami (genetik) ataupun buatan (induksi). Partenokarpi alami terserah dua tipe, yaitu obligator apabila terjadinya tanpa faktor/pengaturan luar dan fakultatif apabila terjadinya karena terserah faktor/pengaruh dari luar/ lingkungan yang tidak sesuai cak bagi polinasi dan pemupukan, misalnya suhu bersisa tinggi atau rendah. Sedangkan partenokarpi bikinan bisa diinduksi melampaui aplikasi zat pengatur bertaruk (fitohormon) pada kuncup bunga atau melangkaui polinasi dengan polen inkompatibel atau dapat diserbuki dengan polen yang telah diradiasi sinar X.

Partenokarpi bisa kembali diinduksi secara genetik, yaitu melalui manipulasi kuantitas ploidi (kromosom) pada pohon. Peristiwa ini dapat ditempuh dengan persilangan seremonial, misalnya antara tanaman semangka dikotil (sebagai emak jantan/penyerbuk) dengan pokok kayu tetraploid (andai induk betina) menghasilkan hibrid (F1) triploid yang ternyata dapat menghasilkan biji pelir partenokarpi tanpa skor. Secara alami, proses rekombinasi bisa terjadi sehingga memungkinkan suatu gen boleh berpindah terbit satu organisme ke organisme lain. Persitiwa tersebut biasanya terjadi diantara organisme yang memiliki peguyuban nan karib.

Faktor bermanfaat di kerumahtanggaan pembuatan biji pelir partenokarpi melalui perkomplotan genetika, yaitu terwalak pada penggunaan bagian regulator (regulator region) dalam konstruksi gen kimera. Bagian regulator merupakan informasi genetik yang lewat utama n domestik mengontrol ekspresi gen
interest
baik secara
temporal
maupun
spatial.

Peran agama internal teknologi konspirasi genetika ini menjadi “pengendali” ataupun penuntun ilmu yang berbasis akal hendaknya tak menyalahi aturan-sifat sebagai manusia itu sendiri. Buat membentuk semua itu, agama harus masuk berkembang seiring berkembangnya teknologi dan ilmu apapun.

Daftar Bacaan

Anonymous. 2010.
Kesuksesan Iptek Lakukan Kemaslahatan Umat
.http:// Wikipedia.org. Diakses Copot 2 Oktober 2010

Budiyanto, 2001.
Peranan Mikroorganisme dalam Kehidupan Kita.

Malang: Institut Muhammadiyah Malang.

Djuminar, A. 2006. Biologi Molekuler. Bandung : Poltekkes Jurusan Analis Kesehatan.

Ibrahim, M., dkk. 2004. Sains. Materi Pelatihan Terintegrasi. Jakarta : Dirjen Pendidikan Sumber akar dan Semenjana.

Waluyo, Lud. 2004.
Mikrobiologi Umum. UMM Press : Malang.

http://ibn3ula.blogspot.com/2010/11/rekayasa-genetika-dalam-rukyat-islam.html

http://www.chykoemoo.com/2011/05/proses-pembentukan-buah-partenokarpi.html

Click to access 1-agus.pdf

Bagaimana Cara Menghasilkan Buah Partenokarpi Dengan Bantuan Hormon

Source: https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/11/15/pembentukan-buah-partenokarpi-melalui-rekayasa-genetika/

Check Also

Showcase Buah Dan Sayur

Showcase Buah Dan Sayur. Brilio.jala – Setiap orang tentu kepingin semangat cegak. Menerapkan hipotetis makan …