Kerajinan Dari Kulit Bawang Putih.
Cara Membuat Prakarya Anak uang dari Kulit Bawang
Di selingkung kita terserah banyak bulan-bulanan limbah yang ternyata jika diamati mengandung nilai eksotika atau keayuan tertentu. Bentuk alami selerang bawang merah dan bawang kudus misalnya, jika dilihat secara seksama menunjukkan guratan-guratan dan warna yang indah. Balasannya limbah alat peraba umbi lapis dapat dijadikan bahan kerajinan tangan ataupun prakarya yang menghirup. Memang sifatnya yang rangup dan tipis sedikit mengalutkan untuk dibentuk dan dikreasikan. Akan saja, momen kita mampu melakukannya dengan ketahanan dan ketelatenan, maka hiasan indah dan unik begitu juga rente dalam figura sebagaimana foto di bawah mungkin dapat dibuat. Dan tentu saja, dan lebih banyak latihan, kualitas kerajinan tangan semenjak jangat berambang ini akan dapat menjadi bertambah baik dan memiliki nilai jual. Lalu, bagaimanakah cara mewujudkan hiasan terbit jangat bawang sama dengan foto ini? Ayo disimak tutorialnya.
![]() |
prakarya dari jangat dasun merah dan umbi lapis lugu |
Alat dan Incaran
Kerjakan membuat hasta karya tertinggal berpunca bahan limbah atau sampah kulit dasun ini, kita memperalat peranti dan objek nan sangat sederhana, adalah:
- indra peraba bawang merah dan bawang kudus
- ranting kering ukuran kecil
- perekat
- gunting
- pinset (kalau diperlukan)
- kendaraan cak bagi berapatan riil kertas (anda juga boleh memperalat kain hitam beludru lakukan hasil yang lebih baik)
- plano panggung warna kuning
- spidol atau pewarna air atau pewarna lainnya
- lidi untuk mendukung mengaplikasikan lem pada kulit kucai
Cara Membuat
Mengenai anju-langkah membuat hiasan dinding berbentuk anakan bermula alat peraba bawang abang dan bawang kudus adalah ibarat berikut:
- Siapkan alat peraba berambang safi dan kucai abang. Memilah-milah nan bersih dan ukurannya agak lautan.
- Siapkan daluang atau kain kerjakan media tempelan. Sesuaikan ukurannya dengan figura yang anda miliki moga lebih praktis.
- Sembelih ranting kecil (anda dapat lagi memperalat batang dasun putih yang kebanyakan terdapat pada himpunan beberapa siung bawang murni) seperti Gambar 2. Atur posisinya sesuai selera dan kreatifitas anda. Bentuklah rumpun bangkai bunga dan rekatkan dengan lem puas wahana tempel.
![]() |
langkah mulanya takhlik pekerjaan tangan bersumber kulit kucai |
- Berikutnya, buatlah pelupuk (mahkota) anakan berbentuk segitiga dengan sudut-kacamata nan tumpul. Perhatikan garis-garis pada jangat berambang dalam menggunting jangat hendaknya tertentang natural seperti mahkota bunga benaran. Siapkan beberapa helai. Perhatikan Rancangan 3.
- Masa ini, perhatikan Gambar 4. Beliau harus mengaplikasikan lem puas primadona kelopak rente dari kulit bawang ini seadanya dengan menggunakan lidi. Jika kesulitan memegang pelupuk, gunakan cunam untuk menjepitnya. Selanjutnya atur posisi setiap kelopak hendaknya tersusun begitu juga susunan pelupuk bunga.
![]() |
mulai merangkai kulit bawang menjadi bunga |
- Perhatikan Gambar 5, saat ini kelopak sudah tersusun dengan rapi. Jika diinginkan anda dapat menambahkan lapisan pelupuk sehingga mempunyai buram kelopak rangkap. Susunlah kelopak dari dimensi besar di episode bawah mengaras ukuran minimal di lapisan atas.
- Pada Bentuk 6 ditunjukkan bagaimana contoh cara membuat putik anak uang. Anda bisa memperalat kertas sama dengan saya. Gunakan daluang berwarna kuning dengan lebar selingkung 1 cm dan tingkatan sekitar 5 cm (Gambar 6a). Selanjutnya potong-potonglah daluang katai-kecil pada salah satu sisi panjangnya (6b). Kemudian, gulung jeluang dan beri lem agar enggak terbuka. Tikam bagian pangkal lempoyan jika putik nan terbentuk terlalu tinggi untuk ukuran anak uang dari indra peraba umbi lapis anda. Selanjutnya aplikasikan secuil lem pada pangkal pentil dan tempelkan puas pusat gayutan rente alat peraba dasun.
![]() |
menyiagakan pentil dari kertas |
- Hasilnya akan sama dengan Bentuk 7. Kelopak berwarna merah dengan pentil bercat kuning merupakan perpaduan yang bagus enggak?
- Tambahkan beberapa helai kulit bawang lega bagian jenazah bunga lainnya. Di sini saya membuatnya berbentuk begitu juga kuncup rente saja. (Kerangka 8). Tempelkan pada posisi-posisi yang sesuai menurut selera anda.
![]() |
lewat menambahkan daun berusul alat peraba bawang putih |
- Berikutnya kita akan takhlik daun. Bahannya pecah kulit dan mayit kucai putih. Pilihlah indra peraba yang kudrati dan bukan kusam. Gunting seperti bentuk daun pandan (mundur). Bakal sejumlah helai. Perhatikan Buram 10 berikut.
- Jika mutakadim siap, tempelkan kulit kucai asli ini kerjakan membentuk daun (Tatap Gambar 11).
![]() |
tinggal sentuhan intiha, prakarya berasal kulit kucai ini sudah menunjukkan tulangtulangan |
- Bungsu, seandainya diinginkan, berilah rona hijau pada patera. Saya menunggangi spidol warna hijau muda dan yunior tua cak bagi ini. Anda tentu boleh menggunakan pewarna enggak seperti cat air, cat minyak, ataupun bahkan enceran pewarna ki gua garba.
- Jika mutakadim selesai, hasilnya akan tampak seperti Buram 12.
![]() |
memberi warna mentah pada daun |
Bagaimana? Mudah saja ternyata cak bagi membentuk prakarya hiasan dinding mulai sejak selerang bawang putih dan kucai ahmar ini, bukan? Oh ya, seandainya anda cak hendak hiasan dinding berbentuk bunga ini kian abadi, celupkan kulit bawang sebelumnya pada incaran kimia inkompatibel rabuk atau air gerusan kapur barus. Boleh lagi, ketika anda memasang hiasan dinding ini internal figura dengan kaca, selipkan sejumlah butir kapur barus (naftalen) format kecil di dalamnya.
Demikian tutorial prinsip membuat prakarya atau kerajinan tangan sederhana berbentuk hiasan dinding bunga dari bahan limbah kulit bawang zakiah dan bawang bangkang. Semoga berfaedah dan menginspirasi. Wassalam.
Baca Juga:
Pekerjaan tangan lakukan Anak SD dan TK : Ikan dari Kertas
Kerajinan Tangan Anak: Kodok Lucu dari Plano
Cara Membuat Hiasan Dinding Berbentuk Kupu-Kupu
12 Tutorial Cara Membuat Bunga dari Barang Mantan, Limbah dan Sampah
Ajang Potlot dari Botol Plastik Bekas
Kerajinan Dari Kulit Bawang Putih
Source: http://novehasanah.blogspot.com/2015/07/prakarya-bunga-dari-kulit-bawang.html